Judulnya kayak bukan saya yang nulis, bener deh. Karena saya gak terlalu mau membahas soal masalah negara Indonesia, dan cenderung menyimak saja. Istilah kerennya silent reader. Well.. karena saya gak terlalu pandai untuk menulis dan mengutarakan sesuatu, jadi hal-hal seperti ini biasanya saya abaikan saja. Dan begitu juga soal BBM naik yang baru saja diumumkan sama si Presiden RI Jokowi bulan November 2014. Yang pada saat kenaikan itu, saya baru ngisi bensin Premium senilai Rp. 20.000 dan sudah penuh motor Jupee. Saya ngisinya pas sore sepulang kerja, dan gak berapa lama temen-temen di group WA sudah ngasi tau kalau BBM sudah naik.
Reaksi saya narik napas panjang seperti orang lagi ada masalah berat terus siap-siap narik selimut untuk tidur. Dan bekerja seperti biasanya pada keesokan harinya. Bukan berarti saya gak tahu apa yang akan terjadi setelahnya. Mulai dari antrian kendaraan di semua SPBU yang ada, terus demo yang kayaknya gak ada abisnya, terus mogok dari para supir-supir angkutan umum dimana-mana khususnya di Jawa (karena hanya di Jawa saja yang saya denger pada mogok angkutan umumnya), dan tentu saja yang marah-marah soal BBM naik. Belum lagi harga-harga pada naik semuanya, saya yang gaji pas-pasan harus menyesuaikan budget bulanan lagi. Tapi saya gak terlalu mau ambil pusing juga.
Saya bereaksi biasa saja karena saya ingin tahu apa yang menyebabkan harga BBM dinaikkan oleh pemerintahnya Jokowi, yang disampaikan langsung olehnya. Ternyata ada banyak hal yang dijadikan pertimbangan. Yang saya denger dari program Mata Najwa pas ulang tahunnya yang ke 5 itu, si Jokowi menyampaikan beberapa hal. Diantaranya ternyata konsumsi premium itu 72% untuk mobil. Yang artinya kebanyakan orang yang sudah menggunakan mobil sudah cukup mapan dan bisa saja disuruh menggunakan pertamax. Lalu ingin adanya pembangunan infrastruktur, terus subsidi untuk petani dan nelayan, dan juga layanan-layanan lainnya yang sekiranya lebih tepat sasaranlah. Walaupun dia juga tahu kalau harga minyak dunia sudah turun. Buktinya hari ini tanggal 24 November 2014 harga Pertamax atau BBM yang menggunakan ron 92 sudah Rp.9.950. WOW, bedanya cuma Rp. 1.450 sama premium.
Dan kalau disimak dibeberapa berita nasional, kebanyakan sudah mulai bergeser dari yang menggunakan premium beralih ke Pertamax atau sejenisnya. Jadi sebenarnya orang Indonesia bisa saja dipaksain untuk gak menggunakan BBM subsidi. Karena dengan dinaikkin seperti ini sudah pada beralih, dan penggunaan Pertamax dan sejenisnya jadi naik loh.
Ok, saya bisa dikatakan gak sensitif, banyak orang yang bisa marah-marah karena saya seolah-olah mendukung pemerintah untuk menaikkan BBM. Dan masih ada orang yang menderita, terus segala macam barang jadi naik harganya. Yang sebelumnya susah jadi makin susah.
Saya mengerti akan hal itu, karena saya sendiri harus menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada. Maksudnya saya juga berpenghasilan terbatas, ada keluarga yang harus saya tanggung, ada kebutuhan yang lebih besar dari penghasilan, ada utang-utang yang harus saya tebus juga. Saya juga akan ngerasain hal yang sama dengan mereka yang gajinya belum naik tapi barang-barang sudah pada naik semuanya. Belum lagi kalau sudah punya keluarga dengan tanggungan yang banyak, bisa pusing juga ceritanya. Dan bisa-bisa setiap tanggal tua pada berpikir keras untuk mengatasi kekurangan.
Tapi selain semua masalah itu, dan berita-berita yang disampaikan dimedia, banyak orang yang menyoroti seperti yang saya gambarkan diatas. Tapi gak juga ngeliat secara nasional, maksud saya nasional itu bukan hanya pulau Jawa saja yang kebanyakan kritiknya datang dari situ saja. Paling jauh datang dari Sulawesi ada berita mahasiswanya pada demo juga.
Kalau saya bilang untuk wilayah Jawa dan Bali sudah cukup baik dari beberapa hal. Kalau seandainya yang demo itu hanya kebanyakan dari Jawa saja, saya yakin masyarakat di Jawa bisa survive dengan adanya BBM naik. Saya gak bilang akan mudah, tapi bisa dilakukan. Karena kebanyakan infrastruktur di Jawa sudah lebih baik dari wilayah lainnya. Pertanyaannya kenapa hanya orang-orang di wilayah pulau Jawa yang banyak kritik dan melakukan demo? Sementara wilayah lainnya gak banyak yang demo.
Dari yang saya tahu sejauh ini, contohnya wilayah Timur, harga BBM bisa naik berkali-kali lipat. Sewaktu harga premium di Rp. 6.500 di Papua sudah sampai Rp. 50.000. WOW! Gede banget ya? Terus kalau mau beli semen 1 sachnya bisa sampai Rp. 1.000.000. Gila aja deh! Berarti kasarannya kalau mau bangun rumah ukuran Type 36 bisa-bisa sudah dapat rumah mewah di Jawa. Apa gak ada yang perhatiin kesenjangannya nih? Apa yang jadi masalah sebenarnya di wilayah Timur itu?
Ini yang saya tahu juga, saya pernah dan sering ke Kupang, NTT dan juga pernah di Dili, Timor Timur (sekarang Timor Leste, dan sudah negara sendiri). Yang namanya infrastruktur disana sungguh sangat menyedihkan sekali. Saya pernah jalan-jalan ke pantai terbaik yang pernah saya lihat, yaitu Pantai Kolbano di daerah Soe Selatan. Pantainya itu langsung berhadapan dengan Samuderah Hindia yang luas, dan beneran bagusnya tuh pantai. Sangat alami dan indah sekali. Saya sekeluarga sempat beli ikan 1 ikat isinya ada selusin ikan, dengan harga Rp. 6.000. Murah banget. Tapi untuk menuju kesana itu membutuhkan kendaraan sendiri yang bagus. Karena jalan menuju kesana sangat jauh dari layak, gak semuanya sudah diaspal. Pembangunan infrastruktur disana terlambat sekali, menyedihkan deh kalau mau ke sana. Listrik masih belum masuk sampai kesana, dan saya melihat ada beberapa rumah yang memanfaatkan tenaga surya untuk listrik. Dan kamu bisa lihat banyak orang yang menunggu angkutan umum yang sehari paling banyak 2 kali saja lewat untuk jalur yang jauh banget. Belum lagi untuk masyarakat setempat yang harus berjalan berkilo-kilo untuk ke halte busnya. Dan seandainya mereka terlambat dan gak ada busnya, bayangin gimana mereka baliknya.
Atau mungkin banyak yang sudah tahu soal pulau Raja Ampat di Irian yang begitu fenomenal banget buat snorkling? Atau dahsyatnya kepiting Papua yang super gede dan lezat banget itu? Dan gimana mau kesananya? Saya pernah diceritain sama orang yang baru saja balik dari Papua, dia hanya bisa 2 atau 3 tahun sekali untuk bisa bertemu dengan orang tuanya, karena kebetulan dia mahasiswa, ketika bertemu dia nawarin kue abon dari Irian yang enak banget. Dan saya ingat itu tahun 2010, dan harganya fantastis banget untuk kesananya, Rp. 4.000.000 naik pesawat dan itu hanya sekali jalan. Kalau PP sudah hampir Rp. 10.000.000. Gila lagi deh!
Yang saya coba gambarkan disini, apa gak kepengen untuk ke daerah-daerah yang masih di wilayah negara Indonesia dan kita gak perlu bayar segitu mahalnya? Atau melihat infrastruktur itu merata dari Sabang sampai Merauke? Coba sekarang bandingkan deh, antara ke luar negeri ama ke Papua masih murah ke luar negeri!
Terus terang saya berharap sekali supaya pemerintahan saat ini bisa membuat Indonesia itu lebih baik dari segi infrastruktur jadinya kalau mau kemana-mana gak susah banget kayak sekarang. Saya terus terang juga sedih ngeliat masyarakat di Kupang, NTT yang harus berjuang untuk ngedapetin air minum saja itu harus jalan berkilo-kilo. Dan tau sendiri seberapa besarnya kapasitas seseorang untuk bisa ngambil air, sudah gitu susah lagi ngambilnya. Dan pernah juga sekalinya naik pesawat dari Kupang ke Jakarta, barengan sama calon TKW yang masih imut-imut, tapi baunya bisa bikin pingsan se pesawat. Karena gak mandi, daerah mereka emang susah air.
Kalau memang hasilnya bisa sangat positif sekali untuk Indonesia juga, saya rela untuk bersusah payah ngirit karena harga barang-barang pada naik imbas kenaikan BBM. Soalnya saya membayangkan ada banyak masyarakat yang bisa naik taraf hidupnya dengan pembangunan infrastruktur yang merata. Mereka gak susah-susah untuk mendapatkan kebutuhan hidup. Dan juga kalau seandainya ada kenaikan BBM, kita bisa mendengar seluruh Indonesia itu berteriak! Bukan hanya dominan di Pulau Jawa saja, kayak sekarang ini.
Saya jujur mengharapkan saya bisa ke mana-mana diseluruh Indonesia sama murahnya seperti dari Jakarta ke Surabaya naik pesawat. Atau bisa menggunakan moda transportasi lainnya, dan gak terlalu merepotkan seperti sekarang. Saya melihat pemerintahan sekarang menjanjikan sesuatu yang lebih besar dari yang sekarang ada. Kebutuhan BBM itu hanya sebagian kecil dari keseluruhan hal yang bisa jadi lebih baik lagi.
Ambil contoh pemerintahan Jokowi melempem dan gak ada yang terjadi seperti yang saya harapkan diatas, kita semua masih punya kesempatan untuk gak memilih dia lagi. Kita masih bisa melakukan class action untuk menurunkan dia, karena rakyat Indonesia bukannya lebih powerful ketimbang seorang presiden? Banyak yang benci ataupun terus saja mengkritik soal pemerintahan saat ini. Saya gak akan melarang atau menghentikan semuanya itu. Karena kebebasan berpendapat, tapi yang saya harapkan cuma melihat semuanya secara global. Dan melihat peta pembangunan yang lebih luas lagi, dan melihat hasil yang bisa jauh lebih besar daripada harga-harga di warteg pada naik semuanya.
Tapi jujur walaupun pemerintahan sekarang baru saja bekerja, tapi sudah menunjukkan arah yang positif. Dan ada rasa percaya kepada pemerintahan yang sekarang. Yang saya harapkan juga gak berhenti pada awal pemerintahan saja, tapi berkelanjutan sampe 5 tahun kedepan. Banyak yang hendak dirubah, dan beberapa sudah dibuktikan dengan baik.
Sekarang ada banyak pembahasan soal pencitraan, soal janji-janji palsu, semuanya itu gak jadi penting buat saya. Karena apa? Karena hal ini bukan sesuatu yang salah, informasi semacam itu hanya membuat seseorang yang benci menjadi lebih benci, yang ngebelain menjadi lebih membela lagi. Terus terang hal-hal ini gak mempengaruhi saya, karena sumber beritanya masih dari media yang sama. Yang dari masa pemilu hingga sekarang terus menyampaikan berita yang kurang lebih sama.
Banyak hal yang diharapkan masyarakat Indonesia pada pemerintahan Jokowi sekarang. Dan saya adalah salah satu dari masyarakat itu, daripada saya sesumbar menyatakan ketidaksukaan dia yang cuma sebentar-sebentar menjalani roda pemerintahan daerah, saya lebih memilih menunggu. Karena ada beberapa hal yang membuat saya mau menunggu. Diantaranya itu adalah informasi dari beberapa bos-bos dan manajemen di perusahaan-perusahaan besar yang memahami betul bagaimana kondisi perekonomian Indonesia. Lebih baik dari saya yang paling jago di bagian programmer saja. Mereka menyambut positif semua hal yang direncanakan dan mulai dilaksanakan oleh pemerintahan Jokowi. Dan berharap tiap akhirnya bisa merasakan kebaikan dari semuanya ini.
Saya hanya orang biasa saja yang menulis berdasarkan informasi di media, menganalisa informasi yang ada dan informasi yang didapatkan dari rekan-rekan kerja. Semoga bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar